BannerBerita

Bupati Eddy Berutu dan Ketua Dekranasda Dairi Tanam 1000 Pohon Bersama Masyarakat Silalahi

SILALAHI – Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu didampingi oleh Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Kabupaten Dairi, Ny. Romy Mariani Eddy Berutu menggelar kegiatan bakti sosial berupa penanaman pohon dalam acara yang bertajuk ‘Gerakan Dairi Hijau’ di Kecamatan Silahisabungan, Jumat (24/07/2020).

Penanaman pohon ini digelar untuk mewujudkan Dairi yang asri dan juga hijau, sembari menjawab persoalan yang dihadapi para penenun Ulos Silalahi yang saat ini sangat bergantung pada tumbuhan dan tanaman endemik yang tumbuh di tanah Silahisabungan sebagai bahan dasar pewarna alami untuk pewarna benang bahan pembuat Ulos Tenun Silalahi.

Beberapa rangkaian kegiatan Gerakan Dairi Hijau ini yang digelar selain penanaman pohon juga digelar bersih-bersih pantai yang merupakan tempat wisata yang ada di Kecamatan Silahisabungan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dairi.

Ketua Dekranasda Kabupaten Dairi, Ny Romy Mariani Eddy Berutu dalam sambutannya menyampaikan kegiatan penanaman pohon ini dilakukan atas respon dari pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Dairi, untuk menunjang kegiatan para Penenun Ulos Silalahi yang ada di Kecamatan Silahisabungan. Menurutnya, para penenun dalam melakukan kegiatan tenun Ulos saat ini sangat membutuhkan berbagai tumbuhan endemik yang ada di Kecamatan Silalahi yang mulai langka ditemukan oleh para penenun sebagai bahan baku pewarna alami, untuk pembuatan Ulos Silalahi. Selain itu untuk mendukung kelestarian alam di tempat Wisata Tao Silalahi agar tetap asri dan lestari serta menjaga keseimbangan alam di tempat wisata sekitar pantai Tao Silalahi.

Menurut Ny Romy Mariani Eddy Berutu, dukungan penuh dari pemerintah daerah Kabupaten Daerah diharapkan semakin memotivasi para pengrajin Ulos yang ada di Silalahi dan para pelaku usaha produk ramah lingkungan lainnya, terlebih Geosite Silahisabungan sudah menjadi bagian dari Geopark Kaldera Danau Toba yang telah diakui oleh Unesco atau diakui Dunia sehingga harus mendapatkan perhatian khusus dari para pemangku kepentingan sehingga bisa mewujudkan kesejahteraan di tanah Silahisabungan. Untuk itu diperlukan pelestarian sejarah, culture, budaya dan keberagaman hayati yang ada di Silahisabungan ini.

Masih menurut Ny. Romy Mariani Eddy Berutu bahwa tidak semua daerah di sekitar Danau Toba memiliki penenun Ulos seperti yang dimiliki oleh Silahisabungan. Ulos Silalahi ini merupakan satu kultur budaya yang harus dipertahankan dan dilestarikan, karena hasil produk Ulos oleh para Penenun Silalahi memiliki ciri khas dan keunggulan tersendiri. Namun, para penenun saat ini kesulitan menemukan tumbuh-tumbuhan di hutan Silahisabungan yang bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami untuk pewarna benang tenun Ulos Silalahi, sehingga penenun tidak lagi menggunakan pewarna bahan kimia yang bisa menyebabkan polusi lingkungan disekitar Tao Silalahi.

“Sehingga kita berinisiatif melakukan Gerakan Dairi Hijau dan saat ini melakukan penanaman hampir 2.000 bibit pohon dengan berbagai jenis tumbuhan diantaranya tayom sebagai bahan pewarna untuk warna biru, pohon buah mengkudu untuk pewarna merah, pohon jengkol untuk pewarna coklat, pohon ketapang dimana daunnya untuk bahan pewarna yang menghasilkan warna kuning atau coklat muda,” terang Romy Mariani.

Dalam sambutan itu, Romy Meriani juga menyampaikan dirinya sebagai Ketua Dekranasda Kabupaten Dairi sangat menginginkan Tenun Silalahi ini lebih terkenal lagi, tidak hanya dikenal di tingkat Nasional namun bisa sampai dikenal di Luar Negeri, karena program eco fashion Ulos Silalahi yang sedang dikembangkan yakni fashion yang ramah lingkungan bisa menjadi salah satu alternatif pengembangan ekonomi masyarakat sekitar dan menjadi salah satu industri yang menjanjikan.

“Jangan sampai tenun Ulos Silalahi ini tidak berkelanjutan, dan generasi muda bisa melihat ini sebagai peluang di masa depan. Untuk itu, tugas kita ke depan, mari kita lestarikan culture budaya yang kaya ini kepada generasi muda untuk melanjutkan dan melestarikan kerajinan unggulan Tenun Silalahi ini, karena untuk memberikan pembelajaran tenun Ulos ini hanya bisa dilakukan di lingkungan dan di kawasan yang memiliki lingkungan para penenun,” pungkas Romy Mariani.

Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu dalam kesempatan yang sama yang memberikan sambutan di acara itu menyampaikan bumi ini bukan untuk hari ini dan bukan untuk kita yang ada saat ini, namun Bumi ini harus kita wariskan ke generasi anak cucu kita, sehingga kita harus menjaga dan merawatnya. Oleh karena itu, tanggung jawab ini harus kita emban dan ini menjadi tugas kita bersama, pohon tidak bisa hilang dan keseimbangan harus dijaga.

“Selain itu, kita harus memanfaatkan alam ini diantaranya pohon-pohon endemik yang ada di Silahisabungan, diantaranya sebagai bahan pewarna yang dimanfaatkan oleh para Penenun Ulos Silalahi yang ada di Silahisabungan,” Ujar Bupati Eddy Berutu.

Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu juga menyampaikan saat ini para penenun Ulos Silalahi di Kecamatan Silahisabungan sudah siap dan produknya sudah bagus, terlebih dengan penerapan Eco Fashion yang ramah lingkungan dengan penerapan bahan pewarna Alami. Tinggal bagaimana caranya sebelum wisatawan datang dan sebelum tempat wisata di Kecamatan Silahisabungan yakni tempat wisata Tao Silalahi ini buka di era New Normal Covid-19 nanti, ulos-ulos ini sudah populer dan terus dipromosikan hingga dikenal oleh orang-orang diluar Dairi, sehingga saat tempat wisata Tao Silalahi buka, para wisatawan akan mengincar Ulos Tenun milik penenun Silalahi yang tentu memberi dampak ekonomis yang luar biasa.

“Saya titipkan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Dairi agar terus mempromosikan hasil tenun Ulos Silalahi, meski tempat wisata ini belum buka dengan menjual secara online dan lain sebagainya,” ujar Bupati Eddy Berutu.

Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu juga menyampaikan, selain kegiatan penanaman pohon yang dilakukan saat ini untuk menjaga keseimbangan alam yang ada di lokasi wisata Tao Silalahi ini dengan Gerakan Dairi Hijau, setiap Dinas terkait juga sudah harus memikirkan berbagai persiapan menjelang dibukanya tempat wisata yang ada di Tao Silalahi.

“Dinas Pemdes juga harus memikirkan pembentukan BUMDES yang memberdayakan masyarakat baik penenun dan juga pelaku usaha di sekitar lokasi wisata Tao Silalahi, begitu juga dengan Dinas Lingkungan Hidup, agar sebelum tempat wisata ini buka harus dilakukan gerakan bersih-bersih di sekitar Pantai Tao Silalahi baik dengan gotong royong dan juga melibatkan pihak Kecamatan dan juga aparat desa sehingga turis yang datang dapat nyaman, dan ekosistem yang ada di tempat wisata Pantai Tao Silalahi tetap terjaga dan tidak rusak,” pungkas Bupati Dairi, Eddy Berutu.

Dalam acara penanaman 1000 pohon ini, tampak Bupati Dairi Dr Eddy Keleng Ate Berutu bersama Ketua Dekranasda Dairi, Ny Romy Mariani Eddy Berutu langsung terlibat melakukan penanaman pohon yang berlokasi di Desa Silalahi I, Kecamatan Silahisabungan. Usai menanam, tampak Bupati Dairi, Eddy Berutu memanjatkan doa agar tumbuhan yang ditanamnya bisa bertumbuh dengan baik.
Salah satu penenun, Pretty Purba yang ditemui di lokasi kegiatan mengaku sangat senang atas program penanaman 1000 pohon yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Kabupaten Dairi. Terlebih semuanya bibit pohon yang ditanam merupakan jenis-jenis pohon yang bisa digunakan sebagai bahan pewarna alami untuk pembuatan Ulos Silalahi yang digelutinya.

“Selama ini kita kesulitan mencari tanaman-tanaman tersebut karena sudah mulai langka. Kadang ibu-ibu penenun harus ke tengah hutan dan ke gunung sekitar silalahi untuk mencari tumbuh-tumbuhan tersebut, saat ini kita tinggal menunggu tanam ini tumbuh dan hasilnya bisa dimanfaatkan para penenun yang ada di desa kami,” ujar Pretty Purba.

Selain dihadiri langsung oleh Bupati Dairi, Dr Eddy Keleng Ate Berutu dan Ketua Dekranasda Dairi, Ny Romy Mariani Eddy Berutu, tampak berbagai peserta yang hadir dalam acara kegiatan tersebut diantaranya Anggota TP PKK Kecamatan Silahisabungan, Anggota Dekranasda Dairi, Para Penenun Ulos Silalahi, Aliansi Perempuan Perubahan, Komunitas Panjat Crew, unsur TNI dan Polri, Tokoh Adat Silahisabungan dan para Kepala OPD terkait.

Related Articles

Back to top button