BannerBerita

Bupati Eddy Berutu Bersama Maspigas dan Peneliti Korea Bahas Peningkatan Pertanian Dairi

SIDIKALANG – Bupati Dairi, Dr.Eddy Keleng Ate Berutu menyambut baik kehadiran Dr. Kyu Dae Lee asal Korea yang berinisiasi melakukan Studi Kelayakan, sekaligus Survey Penggunaan Teknologi untuk meningkatkan pendapatan petani di Kabupaten Dairi.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Eddy Berutu saat menerima kehadiran Dr.Lee didampingi Ketua Lembaga Maspigas (Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Arabika Sidikalang) Samuel Sihombing, Sekretaris Maspigas Iswan Togatorop di Pendopo Bupati Dairi, Sabtu (23/10/2021).

“Kami memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang rendah. Kehadiran Dr. Lee sangat kami apresiasi, bagaimana agar kesejahteraan para petani kami naik termasuk dalam peningkatan SDM dan teknologinya. Itu sebabnya saya dan jajaran sekuat tenaga mewujudkannya”, kata Eddy Berutu.

Dijelaskan Bupati Eddy Berutu bahwa Kabupaten Dairi hingga saat ini masih bergantung pada anggaran dari pemerintah pusat sehingga apapun yang kami lakukan tetap akan kembali pada ketentuan pemerintah pusat.

“Beberapa hal memang kami coba lakukan, meskipun secara alamiah masyarakat mencari solusi sendiri-sendiri. Kami sadar, pemerintah lama tidak hadir, sehingga terjadi proses panjang distribusi hasil panen pertanian. Rantai distribusi yang panjang  berdampak pada harga komoditi itu sendiri”, ungkap Eddy Berutu.

Masalah lain kata Eddy Berutu adalah persoalan permodalan. Ia mengutarakan pemodalan yang diberikan oleh pihak bank dengan bunga pinjaman yang tinggi juga mengakibatkan kesejahteraan petani Dairi tidak bergerak signifikan. Disamping itu, Bupati Eddy Berutu menjelaskan produktifitas para petani Dairi juga masih rendah dibanding dengan daerah lain disekitar Dairi, juga menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi.

“Kita akui kemampuan petani Dairi sangatlah kuat. Saya kira kehadiran koperasi salah satu kunci, terutama yang bergerak di hasil pertanian seperti kopi. Ada lembaga Maspigass dan PT. Wahana yang bisa membantu, misalnya dengan pemberian 1 (satu) juta bibit persoalannya adalah dengan teknologi dan pemasarannya”, ujar Eddy Berutu.

Namun dirinya menambahkan, persoalan lain juga muncul, jika hanya mengandalkan kopi yang merupakan tanaman tua, tentu tidak berdampak terlalu banyak bagi petani.

“Keinginan saya kopi Sidikalang tidak hanya melirik pangsa pasar ekspor, karena Indonesia juga memiliki pasar domestik yang kuat. Disitulah kita mengambil kebijakan agar hasil kopi kita 80 persen boleh diekspor namun sisanya tetap harus memperhatikan pasar lokal, tanpa mengesampingkan pertanian hortikultura Dairi itu sendiri”, ujar Eddy Berutu.

Lebih lanjut ia menyampaikan hal yang perlu diperhatikan juga adalah bagaimana menghubungkan produsen dan konsumen, dengan rantai yang lebih pendek yang saat ini belum berjalan maksimal. 

“Kita sudah buat platform untuk membantu UMKM yakni visitdairi.com. Platform ini didesain untuk siapa saja yang mau berkunjung ke Dairi dan hasilnya dapat dinikmati masyarakat”, imbuh Eddy Berutu.

Sebelumnya, Dr Kyu Dae Lee saat mengawali pertemuan menegaskan kehadirannya untuk membantu pemerintah Kabupaten Dairi dalam meningkatkan hasil komoditi pertanian Kabupaten Dairi.

Lebih lanjut Dr. Lee menjelaskan alasan pemilihan Dairi sebagai lokasi penelitian melalui kerjasama dengan lembaga Maspigass selama dua pekan ini adalah karena Dairi merupakan penghasil hortikultura  yang baik yang didukung dengan potensi petani yang tangguh.

“Dari letak geografis hasil pertanian yang  ditambah kekuatan para petaninya, Dairi memiliki potensi yang perlu dikembangkan walaupun ada kendala dari segi pemasaran dan distribusi hasil pertanian itu sendiri. Jadi, kami ingin jadikan Dairi sebagai pusat survey untuk pertanian”, tegasnya.

Diakui Lee, pemerintah memang tidak bisa  bergerak sendiri, untuk itulah Ia hadir dengan maksud ingin  membangun pusat survei pertanian. Semacam Sosial Enterpreuneur.

Tidak beda jauh dengan Dr.Lee, Samuel Sihombing selaku Ketua Maspigass berkeinginan kuat saat Kabupaten Dairi berkesempatan untuk melakukan studi tour ke Korea terkait pertanian.

“Karena ini merupakan kerjasama dengan salah satu provinsi di Korea yaitu Gyeonggi, maka kami juga ingin  provinsi Gyeonggi bisa menjadi semacam sister city bagi Kabupaten Dairi untuk mendapatkan pengetahuan dan pengembangan pertanian di Dairi nantinya”, ujar Samuel.

Pertemuan singkat ini juga dihadiri juga oleh Kepala Dinas Pertanian Efendy Berutu, kepala dinas perindagkop dan UKM, Oloan Hasugian, kepala dinas Kominfo, Rahmat Syah Munthe.

Related Articles

Back to top button