https://kuesioner.oxygen.id/nbproject/private/spulsa/ https://rsudsosodoro.bojonegorokab.go.id/wp-content/-/rs-dana/ https://rsudsosodoro.bojonegorokab.go.id/wp-content/plugins/demo-gratis/ https://akhmal.smkn1samarinda.sch.id/wp-includes/spulsa/ https://aeac.psti.unisayogya.ac.id/wp-includes/system/ https://taep.umm.ac.id/template/app/ https://sinar.febi.iainlangsa.ac.id/febisystem/plugins/selotgacorku/ https://digilib.unjani.ac.id/wp-includes/class/sdana/ https://lapor.jogjaprov.go.id/admin/demo/ https://desawisata.kemendesa.go.id/vendor/sgacor/

Komitmen Menjadikan Kopi Sebagai Penghasilan Utama, Kelompok Tani Dalan Mende Lakukan Studi Banding ke Desa Bangun – PEMKAB DAIRI
BannerBerita

Komitmen Menjadikan Kopi Sebagai Penghasilan Utama, Kelompok Tani Dalan Mende Lakukan Studi Banding ke Desa Bangun

DAIRIKAB.go.id – Kelompok Tani Dalan Mende melakukan studi banding ke demonstration plot (demplot) yang berlokasi di Desa Bangun, Kecamatan Parbuluan, Rabu (5/7/2023).

Dalam kegiatan tersebut, Ketua Kelompok Dalan Mende Umar Limbong menyampaikan bahwa kunjungan tersebut merupakan inisiatif dari mereka untuk melihat perbandingan kopi yang mereka olah dengan kopi yang dibudidayakan.

“Melalui studi banding ini, kami melihat bahwa terdapat perbedaan kualitas dari kopi yang ditanam di daerah kami Huta Padang dengan kopi yang ada di lahan Pak Saut Sigalingging dan Pak Japirin Sihotang,” ujarnya.

Selama ini, ujar Umar, kopi yang mereka budidayakan berdaun keriting dan tidak menghasilkan buah, sehingga mereka tidak berani menggantungkan pendapatan mereka pada hasil kopi.

“Setelah melihat hasil dari pengaplikasian ilmu yang diajarkan penyuluh dan HRNS, kami menjadi semangat untuk memperbaiki kopi yang ada di ladang kami masing-masing, dengan harapan dapat menghasilkan kopi yang berkualitas dan menghasilkan bagi kami,” kata Umar.

Hal yang sama juga disampaikan Bendahara Dalan Mende Dairiyanto Solin.

“Pengalaman kami bertambah melalui berkunjung ke Desa Bangun ini. Perbedaan kopi di sini dengan yang ada di daerah kami sangat jauh, di sini kopi itu sudah dipangkas, sudah memiliki pohon pelindung, dan sudah memakai weedmat,” ujar Dairiyanto.

Lebih lanjut, Dairiyanto menyampaikan harapannya agar penyuluh pertanian dan HRNS tetap melakukan pendampingan sehingga kopi yang mereka miliki dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas yang sama dengan kopi yang ada di demplot.

Pada kesempatan yang sama, Penyuluh Pertanian Lapangan Elfrida Sigiro menyampaikan kegiatan ini tidak terlepas dari adanya peran Pemerintah Kabupaten Dairi yang telah menjalin kerja sama dengan HRNS.

Kerja sama ini, kata Elfrida, juga merupakan upaya Bupati Dairi Dr. Eddy Keleng Ate Berutu untuk mengembalikan kejayaan Kopi Sidikalang.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi seluruh peserta yang mengikutinya, khususnya petani di Sidiangkat. Terlebih pada pertemuan ketiga ini, anggota kelompok Dalan Mende berinisiatif melakukan studi banding ke Desa Bangun, yang dimana biaya transport ke sini ditanggung oleh masing-masing petani,” ujar Elfrida.

Inisiatif tersebut, ujar Elfrida, merupakan langkah yang diambil kelompok Dalan Mende untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi di lahan masing-masing.

“Melalui pelatihan dan kunjungan ini, petani Dalan Mende sudah dapat melihat seperti apa perbandingan kualitas kopi jika dilakukan dengan cara yang benar,” ujar Elfrida. (yS-C)

Related Articles

Back to top button