BannerBerita

Angka Prevelensi Stunting Di Kabupaten Dairi Mengalami Penurunan sejak 2019-2021

Sidikalang – Bupati Dairi, Dr. Eddy Keleng Ate Berutu melalui Sekretaris Bappeda Kabupaten Dairi, Romedi N. Bangun ST. MT pimpin rapat Koordinasi aksi 7 Konvergensi Stunting Terintegrasi Kabupaten Dairi, Selasa (28/12/2021) di aula Bappeda Dairi.

Romedi menjelaskan bahwa tim Koordinasi Penurunan Stunting Kabupaten Dairi telah melaksanakan Aksi 1 s/d 6 Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Terintegrasi Kabupaten Dairi sejak Januari s/d Desember 2021 dan telah diupload ke Aplikasi Aksi Bangda kemendagri.go.id. Disebutkan Romedi, beberapa langkah yang sudah dilakukan untuk penurunan stunting yaitu dengan melakukan Pembentukan Tim Koordinasi Penurunan Stunting Kabupaten Dairi Tahun 2021, Penetapan Desa Lokasi Fokus (Lokus) Tahun 2021, serta lahirnya Perbup No.1 Tahun 2021 tentang Peran Desa dalam Penurunan Stunting.

“Tim Koordinasi terus berupaya agar angka stunting di Kabupaten Dairi sampai dengan tahun 2024 dapat di bawah 14 % sesuai target nasional,” ujarnya.

Selanjutnya, Kabid Kesmas Dinas kesehatan, dr. Edison Damanik menyampaikan bahwa telah dilaksanakan pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk SDM Pengukur seperti Pelatihan Penguatan Kapasitas Petugas Kesehatan di Desa dalam melaksanakan Pemantauan Tumbuh Kembang Balita serta Pencatatan dan Pelaporan di Aplikasi e-ePBGM tanggal 29 September s/d 1 Oktober 2021 di Hotel Beristera Dairi.

“Kita juga telah melakukan Pelatihan Penguatan Kapasitas Kader Pembangunan Manusia (KPM) tanggal 22 s.d 23 September 2021 di Hotel Berristera Dairi, Data yang dianalisis adalah data ePPBGM bulan Agustus 2021 dengan alasan bahwa untuk bulan Agustus 2021, Kabupaten Dairi meraih penghargaan sebagai Kabupaten dengan Progress Update ePPGBM tertinggi di Sumatera Utara”, jelasnya.

Selanjutnya, Kabid P2M Bappeda, Koko M.Angkat, SAP, MAP mewakili Tim Koordinasi Stunting menyampaikan bahwa. Jumlah balita yang diukur sampai dengan bulan Agustus Tahun 2021 sebanyak 4.114 orang balita, jumlah balita dengan status gizi buruk sampai dengan bulan Agustus 2021, sebanyak 158 orang balita, sedangkan tahun 2020 sebanyak 229 orang balita. Dari hasil analisis pengukuran dan penimbangan balita, angka Prevelensi Stunting di Kabupaten Dairi mengalami penurunan dari sebelumnya 39,27% di tahun 2019, dan 18,35% di tahun 2020, menjadi 15,13% di Tahun 2021.

“Sejak ditetapkan menjadi Lokus Stunting di Tahun 2019, selalu mengalami tren penurunan. Terdapat 14 Desa Lokus tahun 2020 yang mengalami penurunan angka prevelensi stunting setiap tahun, dan 5 Desa Lokus tahun 2020 yang mengalami Penurunan angka prevelensi stunting di Tahun 2020 namun meningkat di tahun 2021, serta 1 Desa yang mengalami Peningkatan Angka Prevelensi stunting di Tahun 2020 namun menurun di tahun 2021. Terdapat 16 Desa/ Kelurahan Lokus tahun 2021 yang mengalami Penurunan angka prevelensi stunting di Tahun 2020 namun meningkat di tahun 2021, dan 8 Desa Lokus tahun 2021 yang mengalami penurunan angka prevelensi stunting setiap tahun. Meningkatnya dukungan APBD setiap tahun sejak ditetapkan sebagai Lokus”, jelasnya.

Selanjutnya, Koko menjelaskan Meningkatnya dukungan Dana Desa terhadap penurunan prevelensi stunting sejak terbitnya Perbup No.1 Tahun 2021 tentang Peran Desa dalam Konvergensi Pencegahan dan Penurunan Stunting khususnya di Desa Lokus.

Hadir dalam rakor dimaksud beberapa OPD yang terlibat dalam Tim Koordinasi Dinas PMD, Dinas Pendidikan, Dinas P3AP2KB, TA Desa, dan insan pers.

Related Articles

Back to top button